Santapan Rohani Hari Ini: Bekerja Sama

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Bekerja Sama


Bekerja Sama

Posted: 18 May 2014 10:00 AM PDT

Salah satu karakteristik terpenting dari seorang pengatur serangan yang jago di atas lapangan bola basket adalah jumlah assist yang dihasilkannya dalam satu pertandingan. Assist adalah sebuah umpan kepada seorang pemain seregu yang tidak terjaga dan berpeluang untuk mencetak angka dengan mudah, biasanya tanpa perlu men-dribble bola lagi. Salah seorang pengatur serangan terbaik di dunia adalah John Stockton. Ia masih memegang rekor untuk jumlah assist terbanyak sepanjang karir dalam liga bola basket Amerika (NBA). Kunci kesuksesan seorang pengatur serangan adalah kerja sama. Pencetak angka memang dipuji karena berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang, tetapi skor itu tidak akan tercetak tanpa operan bola sang pengatur serangan.

Di dalam Alkitab, Allah mengajar kita untuk bekerja sama dengan sikap demikian juga. Allah berkata kita adalah teman-teman sekerja-Nya (2Kor. 6:1). Ketika kita membagikan Injil kepada orang lain, kita sedang bekerja sama dengan Tuhan Yesus sendiri. Ini sangat penting! Bahkan bagi Rasul Paulus, itulah hal yang terpenting! Dalam 2 Korintus, Paulus berkata bahwa ia tidak mementingkan perhatian orang padanya, asalkan ia dapat terus memberikan hidupnya sendiri demi kepentingan orang lain! Kerinduan utamanya adalah agar orang lain dapat menerima Injil.

Paulus belajar untuk melayani demi kebaikan orang lain. Apakah kita sudah belajar hal yang sama? Apabila seseorang tidak melakukan sesuatu atau berpikir seperti yang kita kehendaki, apakah kita langsung menolak mereka? Terkadang semangat kita untuk mengejar kesucian rohani atau membela doktrin yang benar bisa jadi hanyalah topeng bagi rasa iri dan kebencian yang kita miliki terhadap keberhasilan orang lain. Kita pun harus belajar untuk bekerja sama.

Kerja sama ini penting dalam upaya kita untuk memberitakan Injil. Meskipun pesan Injil selalu sama, kita harus terus-menerus meninjau cara kita memberitakan pesan itu. Itulah yang harus kita lakukan bersama di dalam gereja kita, sembari kita membagikan pengalaman hidup kita dan berdoa bagi lingkungan di mana kita ditempatkan. Ketika kita bekerja sama sebagai satu kesatuan, kita akan menjadi lebih kuat, lebih dapat saling menopang dan bahkan menjadi lebih kreatif! Mintalah kepada Allah untuk menunjukkan cara-cara yang tepat untuk memberitakan Injil-Nya yang mulia, dan mintalah kepada-Nya untuk menolong Anda melakukannya sebagai bagian dari tim kerja-Nya. Tuhan senang ketika Dia melihat kita mau saling bekerja sama.

Mengusahakan yang terbaik bagi sesama selalu lebih baik daripada mengutamakan diri sendiri.

Gangguan

Posted: 18 May 2014 10:00 AM PDT

Senin, 19 Mei 2014

Gangguan

Baca: Markus 5:21-34

5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,

5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya

5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”

5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

5:28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”

5:31 Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”

5:32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.

5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. —Mazmur 33:11

Gangguan

Saya dan saudara perempuan saya tengah menantikan waktu liburan kami ke Taiwan. Kami telah membeli tiket pesawat dan memesan kamar hotel. Namun 2 minggu sebelum perjalanan tersebut, saudari saya diberi tahu bahwa ia tidak boleh ke mana-mana dan harus tinggal di Singapura untuk menangani sebuah keadaan darurat. Kami kecewa karena rencana kami terganggu.

Murid-murid Yesus sedang menemani-Nya dalam suatu pelayanan yang penting ketika perjalanan mereka terganggu (Mrk. 5:21-42). Anak perempuan Yairus, kepala rumah ibadat, sedang sekarat. Situasinya begitu mendesak, dan Yesus sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Yairus. Lalu, tiba-tiba, Yesus berhenti dan berkata, "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" (ay.30).

Murid-murid terlihat kesal dengan gangguan itu dan berkata, "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" (ay.31). Akan tetapi Yesus melihat itu sebagai sebuah kesempatan untuk melayani seorang wanita yang tengah menderita. Penyakit wanita itu telah membuatnya dianggap terlalu najis untuk beribadah dan dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat selama 12 tahun! (lih. Im. 15:25-27).

Sementara Yesus berbicara kepada wanita itu, anak perempuan Yairus pun meninggal. Semuanya seakan sudah terlambat. Akan tetapi, penundaan tersebut justru membuat Yairus semakin memiliki pengenalan yang mendalam akan diri Yesus dan kuasa-Nya—bahkan kuasa-Nya yang mengalahkan kematian!

Terkadang kekecewaan kita dapat menjadi sarana Allah untuk menyatakan maksud-Nya bagi kita. —PFC

Kekecewaan dan maksud-Nya
Hal yang baik takkan ditahan-Nya;
Dari penolakan sering kita menerima
Kekayaan kasih-Nya yang tak terhingga. —Young

Lihatlah maksud Allah dalam pergumulanmu.

0 komentar:

Posting Komentar