Santapan Rohani Hari Ini: Pertanyaan Yang Mengusik

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Pertanyaan Yang Mengusik


Pertanyaan Yang Mengusik

Posted: 27 Apr 2014 10:00 AM PDT

Senin, 28 April 2014

Pertanyaan Yang Mengusik

Baca: 1 Petrus 3:8-17

3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,

3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:

3:10 “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

3:11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.

3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.”

3:13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?

3:14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.

3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,

3:16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

3:17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.

Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu. —1 Petrus 3:15

Pertanyaan Yang Mengusik

Saat menaiki kereta api beberapa tahun setelah berakhirnya perang saudara di Amerika, Jendral Lew Wallace dari Angkatan Perang Bagian Utara bertemu dengan seorang rekan perwira, Kolonel Robert Ingersoll. Ingersoll adalah seorang penganut paham agnostik terkemuka di abad ke-19, sedangkan Wallace adalah seorang Kristen. Ketika pembicaraan mulai membahas perbedaan kepercayaan mereka, Wallace sadar ia tidak bisa menjawab pertanyaan dan keraguan yang dilontarkan Ingersoll. Didorong oleh rasa malu karena kurangnya pemahaman atas imannya sendiri, Wallace mulai menggali Kitab Suci untuk mencari jawabannya. Usahanya itu membuahkan suatu pernyataan iman yang kokoh mengenai sosok Sang Juruselamat yang tertuang dalam novel sejarah klasik karyanya: Ben-Hur: A Tale of The Christ (Ben-Hur: Kisah Tentang Kristus).

Pertanyaan yang mengusik dari orang-orang yang skeptis tidak perlu mengancam iman kita. Sebaliknya, pertanyaan mereka bisa mendorong kita untuk memperdalam pemahaman dan memperlengkapi kita agar dengan penuh kasih dan bijaksana kita dapat menanggapi mereka yang mempertanyakan iman kita. Dalam Alkitab, Rasul Petrus mendorong kita untuk mencari hikmat Allah, "Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab pada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat" (1Ptr. 3:15).

Kita tak perlu menguasai seluruh jawaban yang ada, tetapi kita perlu punya keberanian dan keyakinan teguh dalam usaha membagikan kasih kita dalam Kristus dan pengharapan yang kita miliki. —WEC

Aku berharap pada Tuhan yang serahkan nyawa-Nya untukku,
Dan yang telah membayar harga semua dosaku di Kalvari.
Untukku Dia telah mati, untukku Dia lalu hidup,
Terang dan hidup abadi Dia berikan cuma-cuma. —Clayton

Kristus adalah jawaban utama atas pertanyaan-pertanyaan terbesar dalam hidup ini.

Di Tengah Ketidakpastian

Posted: 27 Apr 2014 01:00 AM PDT

di-tengah-ketidakpastian

Dua puluh empat jam selalu ada dalam sehari,
Begitu juga enam puluh detik dalam semenit.
Meski sedetikpun tak kurang dan tak lebih
Aku masih saja bimbang dalam gelisah diri

Tiap bertanya tentang waktu dan masa depan,
Sungguh aku bingung akan menjadi apa dan siapa.
Bukankah sedetik ke depan saja itu adalah ketidakpastian?
Bahkan dunia ini pun mengatakan ketidakpastian adalah kepastian.
Bukankah wajar bila aku ragu dan gelisah?
Bukankah lazim bila aku kuatir dan bimbang?

Pertanyaan demi pertanyaan itu seakan-akan membelaku
Tapi sesungguhnya mereka menjerumuskanku
menguburku perlahan-lahan ke dalam pesimisme hidup

Di manakah gerangan harapan ada?
harapan yang akan memberi kelegaan dari ketidakpastian ini
Di manakah gerangan harapan itu?
harapan yang akan membuat hidup penuh gairah
Aku meronta dan berteriak mencarinya dalam kegelisahanku,
hingga ku dengar sapa Tuhan yang datang ke dunia
mengurai rancangan akbar-Nya dalam tiap lembar suci
Ya, Sang Kekal datang membuktikan harapan itu ada,
Kepastian masa depan yang dijamin oleh tangan-Nya sendiri,
rancangan damai sejahtera bagiku dan bagimu
Karena Dialah Raja atas segenap ruang dan waktu.

 

Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Yeremia 29:11

0 komentar:

Posting Komentar