Santapan Rohani Hari Ini: Merendahkan Diri

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Merendahkan Diri


Merendahkan Diri

Posted: 25 Apr 2014 10:00 AM PDT

Sabtu, 26 April 2014

Merendahkan Diri

Baca: 2 Tawarikh 12:1-8

12:1 Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh.

12:2 Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem–karena mereka berubah setia terhadap TUHAN–

12:3 dengan seribu dua ratus kereta dan enam puluh ribu orang berkuda, sedang rakyat yang mengikutinya dari Mesir, yakni orang Libia, orang Suki dan orang Etiopia, tidak terhitung banyaknya.

12:4 Ia merebut kota-kota benteng yang di Yehuda, bahkan mendekati Yerusalem.

12:5 Nabi Semaya datang kepada Rehabeam dan pemimpin-pemimpin Yehuda yang berkumpul di Yerusalem berhubung dengan ancaman Sisak, dan berkata kepada mereka: “Beginilah firman TUHAN: Kamu telah meninggalkan Aku, oleh sebab itu Akupun meninggalkan kamu juga dalam kuasa Sisak.”

12:6 Maka pemimpin-pemimpin Israel dan raja merendahkan diri dan berkata: “Tuhanlah yang benar!”

12:7 Ketika TUHAN melihat bahwa mereka merendahkan diri, datanglah firman TUHAN kepada Semaya, bunyinya: “Mereka telah merendahkan diri, oleh sebab itu Aku tidak akan memusnahkan mereka. Aku segera akan meluputkan mereka dan kehangatan murka-Ku tidak akan dicurahkan atas Yerusalem dengan perantaraan Sisak.

12:8 Tetapi mereka akan menjadi hamba-hambanya, supaya mereka tahu membedakan antara mengabdi kepada-Ku dan mengabdi kepada kerajaan-kerajaan duniawi.”

Dan umat-Ku . . . merendahkan diri, berdoa . . . lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka. —2 Tawarikh 7:14

Merendahkan Diri

Sebuah video dimulai dengan menampilkan Daisy, seekor anak anjing yang takut untuk turun dari anak tangga teratas. Walaupun di bawah orang-orang terus memanggil dan menyorakinya, Daisy tetap tidak berani untuk turun. Daisy ingin sekali bergabung dengan orang-orang di bawah itu, tetapi rasa takut membuatnya enggan untuk menapaki anak tangga. Lalu Simon, seekor anjing yang lebih besar, datang untuk menolong. Simon berlari menaiki anak tangga itu, lalu turun lagi, dengan maksud supaya Daisy melihat betapa mudah caranya naik-turun. Daisy masih merasa tidak yakin. Simon kembali naik-turun tangga itu, tetapi kali ini dengan lebih pelan. Namun Daisy masih terlalu takut untuk mencoba. Sekali lagi Simon naik dan menunjukkan caranya. Akhirnya Daisy berani melangkahkan kaki belakangnya mengikuti kaki depannya. Dan Simon tetap mendampingi Daisy sampai berhasil. Semua orang pun bersorak gembira!

Sungguh suatu ilustrasi yang indah tentang pemuridan. Kita memberikan banyak waktu mengajar orang lain cara untuk berjalan maju, tetapi hal yang lebih penting dipelajari, dan yang lebih sulit, adalah cara untuk "turun". Kita membaca di sepanjang Kitab Suci bahwa Allah menghendaki kita untuk merendahkan diri. Karena bangsa Yehuda rela merendahkan diri, Tuhan berkata, "Oleh sebab itu Aku tidak akan memusnahkan mereka" (2Taw. 12:7).

Berulang kali, Allah menunjukkan kerelaan-Nya merendahkan diri dengan turun menjumpai umat-Nya (Kel. 3:7-8; 19:10-12; Mi. 1:3). Pada akhirnya Allah mengutus Yesus, yang di sepanjang hidup-Nya mengajarkan kerendahan diri yang patut kita ikuti (Flp. 2:5-11). —JAL

Makin serupa Yesus, Tuhanku,
Inilah sungguh kerinduanku;
Makin bersabar, lembut dan merendah,
Makin setia dan rajin bekerja. —Gabriel
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 138)

Seseorang tidak akan pernah belajar apa pun, jika ia tidak belajar merendahkan diri terlebih dahulu.

0 komentar:

Posting Komentar