Santapan Rohani Hari Ini: Hilang Daya

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Hilang Daya


Hilang Daya

Posted: 12 Mar 2014 10:00 AM PDT

Kamis, 13 Maret 2014

Hilang Daya

Baca: Yesaya 40:27-31;41:10

40:27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”

40:28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.

40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

41:10 janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. —Yesaya 40:29

Hilang Daya

Pada akhir Oktober 2012, sebuah badai dahsyat yang diakibatkan oleh angin topan menerjang kawasan padat penduduk di wilayah timur laut Amerika Serikat. Badai tersebut mengakibatkan banjir besar dan kerusakan hebat di jalur yang dilaluinya. Selama badai berlangsung, lebih dari 8 juta pelanggan mengalami pemadaman listrik. Padamnya listrik menyebabkan kekurangan persediaan makanan, bahan bakar, dan air, serta terjadinya kekacauan karena berhentinya arus lalu lintas. Angin yang menderu dan air yang menggelora menyebabkan banyak daerah pemukiman hancur, kebanjiran dan tertimbun pasir yang bergunung-gunung. Media memberi tajuk terhadap bencana itu: "Jutaan Orang Kehilangan Daya".

Seperti badai tadi, tragedi yang kita alami sendiri sering membuat kita merasa tidak berdaya dan berada dalam kekelaman. Dalam masa-masa itulah, firman Allah menjamin pertolongan-Nya bagi kita: "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya" (Yes. 40:29).

Pada titik terendah kita, saat kekuatan jiwa kita begitu terkuras, kita dapat menaruh pengharapan kita dalam Tuhan dan memperoleh kekuatan baru di dalam Dia. Dia berjanji kepada kita bahwa dari hari ke hari, "orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah" (ay.31).

Allah adalah sumber kekuatan rohani kita di tengah setiap badai kehidupan. —DCM

Kau, Allah, benteng yang baka,
Suaka yang teguh,
Dahulu dan selamanya
Harapan umat-Mu. —Watts
(Kidung Jemaat, No. 330)

Melalui badai, terbuktilah kekuatan yang sesungguhnya dari tempat perlindungan kita.

Kelemahan yang Menguntungkan

Posted: 12 Mar 2014 01:00 AM PDT

Oleh: Galang Mesya Fansy

a little bird in a strong hand

Nama saya Galang. Mahasiswa FKIP jurusan pendidikan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) di sebuah perguruan tinggi negeri di Surakarta. Saya ingin membagikan kesaksian hidup saya berkaitan dengan bullying.

Orang yang lemah sering menjadi sasaran bullying. Direndahkan. Dihina. Dijadikan bulan-bulanan. Meski tiap orang di dunia ini pasti memiliki kelemahan, tidak ada orang yang suka terlihat lemah. Saya sendiri adalah orang yang memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah gugup yang berlebihan. Ketika saya berbicara di depan umum atau ketika sedang menjadi pusat perhatian, tangan saya akan bergetar dan kening saya berkeringat dingin. Sampai sekarang saya merasa sangat terganggu dengan hal ini.

Suatu ketika, dalam jam praktikum di kampus, seorang asisten dosen menyuruh saya untuk memperagakan kembali apa yang telah ia demonstrasikan di depan kelas. Karena semua mata tertuju kepada saya, "penyakit" gugup itu langsung kambuh. Tangan saya yang sedang memegang cawan petri (salah satu peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca) mengalami tremor (bergetar tanpa bisa dikendalikan karena emosi yang tidak stabil). Cawan petri tersebut ikut bergetar dan bergesekan dengan wadahnya, menghasilkan suara yang sangat jelas terdengar. Sontak teman-teman yang melihat langsung tertawa geli. Salah seorang teman lalu memanggil saya dengan sebutan "tremor". Dia membuat saya sangat malu, meski mungkin niatnya hanya bercanda. Saya merasa berbeda dari teman-teman lain, yang ketika berada di depan umum tidak merasa gugup, atau paling tidak kegugupan mereka tidak tampak begitu jelas seperti kegugupan saya. Saya kecewa dengan apa yang saya alami. Saya terus meminta kepada Tuhan supaya kegugupan saya ini hilang.

Setelah kejadian tersebut saya mengambil waktu untuk berdua bersama Tuhan di dalam kamar. Saya mencurahkan segala isi hati dengan jujur kepada Tuhan. Saya kecewa, saya merasa malu, saya resah. Bagaimana mungkin seorang calon guru seperti saya adalah orang yang sangat mudah gugup ketika menjadi pusat perhatian? Bukankah keberadaan saya di FKIP ini tidak lepas dari rencana dan kedaulatan Tuhan? Tiba-tiba Tuhan mengingatkan saya tentang betapa besarnya Dia. Keraguan saya kepada-Nya adalah suatu kebodohan. Alkitab mencatat betapa orang-orang yang Tuhan pakai adalah mereka yang penuh dengan kelemahan. Tapi Tuhan memakai kelemahan mereka untuk menyatakan kemuliaan-Nya, supaya dunia melihat betapa besar dan hebatnya Dia!

Mungkin kamu juga mengalami hal serupa. Kelemahanmu membuat kamu tidak percaya diri. Teman-temanmu menertawakanmu. Ada juga yang mungkin bahkan sengaja membully kamu. Kiranya kesaksian saya menguatkanmu. Kelemahan-kelemahan yang Tuhan izinkan melekat pada diri kita dapat dipakai-Nya untuk membawa kita makin bergantung kepada-Nya. Kesadaran ini akan lebih sulit muncul ketika kita merasa segala sesuatu baik-baik saja. Dalam hal ini, kelemahan dapat dipandang sebagai hal yang menguntungkan karena membawa kita untuk makin dekat dengan Tuhan, makin mengandalkan Dia. Orang dapat melihat bahwa kita hidup bukan karena kekuatan yang kita miliki, tetapi karena kasih karunia Tuhan semata.

Kiranya Tuhan terus dipermuliakan di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

0 komentar:

Posting Komentar