Santapan Rohani Hari Ini: Dari Suatu Kekacauan

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Dari Suatu Kekacauan


Dari Suatu Kekacauan

Posted: 25 Mar 2014 10:00 AM PDT

Rabu, 26 Maret 2014

Berantakan

Cerita & Ilustrasi oleh Heri Kurniawan

Baca: Keluaran 8:1-15

8:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;

8:2 jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak.

8:3 Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu.

8:4 Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.”

8:5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.”

8:6 Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-katak, lalu menutupi tanah Mesir.

8:7 Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.

8:8 Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN.”

8:9 Kata Musa kepada Firaun: “Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.”

8:10 Katanya: “Besok.” Lalu kata Musa: “Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti TUHAN, Allah kami.

8:11 Maka katak-katak itu akan dijauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja.”

8:12 Lalu Musa dan Harun keluar meninggalkan Firaun, dan Musa berseru kepada TUHAN karena katak-katak, yang didatangkan-Nya kepada Firaun.

8:13 Dan TUHAN melakukan seperti yang dikatakan Musa, sehingga katak-katak itu mati lenyap dari rumah, dari halaman dan dari ladang.

8:14 Dikumpulkan oranglah bangkai-bangkainya bertumpuk-tumpuk, sehingga tanah itu berbau busuk.

8:15 Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berkeras hati, dan tidak mau mendengarkan mereka keduanya–seperti yang telah difirmankan TUHAN.

Janganlah mereka memfitnah, . . . hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. —Titus 3:2

Dari Suatu Kekacauan

Semua yang saya amati membuat saya meyakini kebenaran ini: Keteraturan sesungguhnya tidak alami. Kalau saya mengingat ruang kerja saya sendiri, saya terheran-heran betapa cepatnya ruangan itu berubah menjadi berantakan dan betapa lamanya waktu yang saya butuhkan untuk merapikan semuanya kembali. Keteraturan perlu diusahakan dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Seharusnya saya tidak perlu heran. Peran Allah dalam menciptakan keteraturan dari suatu kekacauan adalah tema yang sangat menonjol dalam Alkitab. Dia melakukannya ketika membentuk bangsa Israel (Kel. 7-14). Pada saat Allah berfirman bahwa telah tiba saatnya orang Ibrani untuk keluar dari Mesir, Firaun tidak menyetujuinya. Gerak perekonomian negaranya bergantung pada para budak Ibrani itu sehingga Firaun tidak mau kehilangan mereka. Untuk mengubah keputusan Firaun, Allah mengirim 10 tulah untuk meyakinkannya. Para ahli sihir Firaun sanggup meniru dua tulah pertama, tetapi mereka tidak sanggup menghentikan satu pun dari tulah-tulah tersebut. Mereka bisa menyebabkan kekacauan, tetapi mereka tidak bisa memulihkan keteraturan. Hanya Allah yang sanggup melakukannya.

Kita bisa berusaha membawa keteraturan di tempat tinggal atau ruang kerja kita, tetapi tidak seorang pun bisa menciptakan keteraturan dari kekacauan emosi dan rohani dalam hidup ini. Hanya Allah yang dapat melakukannya. Dia akan memulihkan keteraturan dari keadaan-keadaan kacau yang telah terjadi ketika kita hidup menurut kehendak Allah—menjauhi fitnah dan pertengkaran, selalu ramah, dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang (Tit. 3:2). —JAL

Bapa, dalam dunia dan hidup kami, ada banyak kekacauan dan
kebingungan. Kami membutuhkan-Mu untuk memulihkan jiwa kami.
Tolong kami untuk hidup seperti yang Kau kehendaki—
yaitu dengan mengasihi sesama.

Ketika kita menaruh perkara kita dalam tangan Allah, Dia menaruh damai sejahtera-Nya dalam hati kita.

Bukan Berpusat Pada Diriku

Posted: 25 Mar 2014 01:00 AM PDT

Oleh: Juni Liem

its_not_about_me_thumb

Judul: It’s Not About Me
[Bukan Berpusat Pada Diriku]
– Edisi Kaum Muda

Penulis: Max Lucado
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 152
Penerbit: Katalis Media

 

Dahulu manusia beranggapan kalau bumi adalah pusat dari tata surya, tetapi mereka harus menerima fakta bahwa apa yang mereka yakini selama ini adalah salah. Copernicus, seorang ilmuwan pada abad ke-16 menemukan bahwa sebenarnya matahari adalah pusat dari tata surya dan bumi hanya mengitarinya. Rasanya sangat tidak enak kalau harus mengubah apa yang telah diyakini selama ini. Menerima fakta yang memutarbalikkan apa yang kita yakini itu begitu sulit. Kita lahir dengan kecenderungan menjadi manusia yang egois, manusia yang mau menjadi nomor satu, manusia yang menganggap bahwa pusat dari hidup itu adalah dirinya sendiri. Tetapi kenyataannya adalah, pusat hidup ini bukanlah kita, melainkan Tuhan.

Apa yang akan terjadi ketika kita memainkan peranan yang sesungguhnya dipercayakan Tuhan kepada kita? Ibarat bulan. Bulan tidak mempunyai cahaya apapun. Tetapi dalam posisi yang tepat, bulan dapat memantulkan cahaya. Cahaya itu bukan dari dirinya sendiri. Mataharilah yang membuat bulan itu bercahaya. Seperti bulan, kita pun hanya dapat bercahaya ketika Tuhan yang adalah pusat kehidupan kita memberikan cahaya-Nya kepada kita.

Perubahan fokus hidup inilah yang diangkat Max Lucado di dalam bukunya, It’s Not About Me. Buku ini dibagi dalam dua bagian besar, yaitu: Merenungkan Tuhan dan Mempromosikan Tuhan. Bagian pertama mengajak kita untuk memikirkan tentang siapa Tuhan dan mengapa Dia adalah pusat dari hidup ini. Bagian kedua mengajak kita untuk memikirkan bagaimana menjalani hidup yang berpusat pada Tuhan. Dengan gaya berceritanya yang khas dan bahasanya yang sederhana, Max tidak sekadar berteori tentang mengutamakan Tuhan. Ia memaparkan pengalaman pribadi serta kesaksian dari sejumlah anak muda yang telah mengubah fokus hidup mereka. Menutup setiap bab, ia juga mendorong pembaca untuk memikirkan penerapan praktis dari apa yang telah dibaca, serta menjawab pertanyaan jurnal yang ada di bagian akhir buku ini.

Meski bertajuk "edisi kaum muda", buku ini mengangkat prinsip yang penting bagi segala usia. Entah kamu sedang mencari bacaan pribadi, kado buat sahabat, atau materi yang ringan tapi berbobot untuk persekutuan, buku ini bisa menjadi salah satu pilihan yang layak kamu pertimbangkan.

 

Tentang Max Lucado
MAX LUCADO adalah penulis yang sangat inspiratif. Selama seperempat abad ini, ada sekitar 65 juta bukunya yang dinikmati orang di seluruh penjuru dunia. Tiga karyanya: Just Like Jesus, In The Grip of Grace, When God Whisper Your Name, mendapatkan penghargaan sebagai buku kristiani terbaik di Amerika dari Evangelical Christian Publishers Association. Max juga melayani sebagai pengkhotbah di Oak Hills Church di San Antonio.

0 komentar:

Posting Komentar