Santapan Rohani Hari Ini: Bau Yang Harum

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Bau Yang Harum


Bau Yang Harum

Posted: 17 Mar 2014 10:00 AM PDT

Selasa, 18 Maret 2014

Bau-Yang-Harum

Cerita & Ilustrasi komik strip oleh Heri Kurniawan

Baca: 2 Korintus 2:12-17

2:12 Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

2:13 Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. —2 Korintus 2:15

Bau Yang Harum

Ada sejumlah aroma yang tidak akan bisa dilupakan. Baru-baru ini, suami saya mengatakan bahwa ia hampir kehabisan krim cukur. "Aku bisa membelikannya untukmu," saya menawarkan diri. "Bisakah kau membelikan merek ini?" tanyanya sambil memperlihatkan kaleng krim cukurnya. "Aku suka aromanya—merek ini yang selalu dipakai ayahku." Saya tersenyum, teringat suatu waktu ketika pikiran saya sejenak kembali ke masa kecil pada saat menghirup aroma sampo yang sering dipakai ibu untuk mencuci rambut saya. Bagi saya dan Tom, aroma wangi itu membawa gejolak emosional dan kenangan manis tentang orang-orang terkasih yang telah tiada.

Oliver Wendell Holmes berkata, "Segala kenangan, khayalan, perasaan nostalgia, dan keterikatan lebih mudah tergapai kembali melalui indra penciuman dibandingkan melalui indra lainnya."

Jadi, apa yang akan terjadi ketika hidup kita menjadi bau harum yang menarik orang-orang kepada Allah? Dalam 2 Korintus 2:15 dituliskan, "Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa." Bau keharuman kita itu menyenangkan Allah, tetapi bau itu juga dapat menarik orang lain kepada Allah atau justru menjauhkan mereka dari-Nya. Kita yang memahami arti pengorbanan Yesus mendapatkan kesempatan untuk menjadi "bau yang harum dari Kristus"–sebuah pengingat akan Dia–bagi orang lain.

Bau yang harum dari keserupaan kita dengan Kristus dapat memikat sesama kepada Sang Juruselamat. —CHK

Tanganku kerja bagi-Nya,
Kakiku mengikut-Nya;
Mataku memandang Yesus;
Yang kupuji Dialah! —James
(Kidung Jemaat, No. 363)

Ketika kita berjalan bersama Allah, bau harum yang kita pancarkan bisa menarik orang lain untuk ikut percaya.

Salahkan Iblis

Posted: 17 Mar 2014 01:00 AM PDT

Oleh: Nike

salahkan iblis

Bacaan Alkitab: Yakobus 1:12-18

Seorang satpam kedapatan mencuri uang kas di lembaga tempat ia bekerja. Ketika diinterogasi oleh pihak berwajib, ia berkilah, “Godaan Iblis lebih kuat, Pak!” Iblis dijadikan kambing hitam. Situasi sulit dijadikan alasan. Seandainya sesederhana ini enak juga ya. Kalau ketahuan menyontek kita tinggal bilang, “Iblis yang menggoda saya”. Kalau ketahuan korupsi, pejabat cukup berkata, “Yah, namanya juga manusia, semua pernah khilaf”. Intinya kita ingin berdalih bahwa “semua bukan salah saya”. Hmm.. lalu, di mana tanggung jawab kita?

Firman Tuhan dengan jelas mencatat bahwa keinginan di hati kitalah yang berbahaya (ayat 14). Apa yang kita sebut sebagai "pencobaan" atau "godaan" merupakan situasi yang menguji apakah kita sungguh menginginkan Tuhan dan kebenaran-Nya, atau menginginkan hal yang lain. Ketika seseorang mengasihi Tuhan, ia tidak akan membiarkan dirinya diseret oleh keinginan yang tidak sesuai dengan selera Tuhan. Ia akan tetap melakukan apa yang benar dan keluar dari situasi itu sebagai seorang yang tahan uji.

Bagaimana kita meresponi keinginan-keinginan dalam hati kita, kelak harus kita pertanggung-jawabkan di hadapan Tuhan. Mahkota kehidupan tersedia bagi orang yang mau mengasihi Tuhan (ayat 12), namun maut menjadi upah bagi orang yang lebih suka berkubang dalam dosa (ayat 15). Mari memeriksa keinginan-keinginan yang ada dalam hati kita. Tak perlu menyalahkan Iblis, mencari kambing hitam untuk membenarkan diri. Situasi yang sulit dapat menolong kita mengenali lebih jelas apa yang sebenarnya menjadi hasrat hati kita. Jika ada keinginan-keinginan yang tidak suci dan tidak terkontrol, sekecil apapun itu, mari bereskan segera sebelum kita terseret untuk berbuat dosa. – NK

Situasi sulit bukan alasan untuk membenarkan diri
tapi sarana untuk melatih keinginan kita agar tahan uji

0 komentar:

Posting Komentar