Santapan Rohani Hari Ini: Perintah Yang Penting |
- Perintah Yang Penting
- Sharing: Menurutku, Cinta adalah . . .
- Wallpaper: Inilah Kasih Itu
- Berdoa Untuk Indonesia
Posted: 03 Feb 2014 09:00 AM PST Selasa, 4 Februari 2014
Baca: Markus 12:28-3412:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” 12:29 Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” 12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. —Markus 12:30 Ketika ditanya oleh seorang ahli Taurat untuk menyebutkan perintah mana yang paling penting dalam hidup, Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Mrk. 12:30). Dalam kata-kata-Nya tersebut, Yesus merangkumkan apa yang paling Allah kehendaki dari diri kita. Saya bertanya-tanya bagaimana mungkin saya dapat belajar mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi saya. Neal Plantinga menyebut tentang satu perubahan kecil dalam perintah ini sebagaimana tercatat dalam Perjanjian Baru. Kitab Ulangan memerintahkan kita untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan kita (6:5). Yesus menambahkan kata akal budi. Plantinga menjelaskan, “Kasihilah Allah dengan segala milik Anda dan dengan segenap keberadaan Anda. Segalanya.” Penjelasan tersebut menolong untuk mengubah cara pandang kita. Ketika belajar mengasihi Allah dengan segenap hidup kita, kita akan memandang kesulitan-kesulitan kita sebagai “penderitaan ringan yang sekarang”—sebagaimana Rasul Paulus menggambarkan pengalaman penderitaannya yang begitu berat. Yang dipikirkannya adalah “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya” (2Kor. 4:17). Ketika kita berdoa dan mengasihi Allah dengan segenap jiwa, keraguan dan kesulitan kita memang tidak lenyap, tetapi pengaruhnya pada diri kita meredup. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1Yoh. 4:19), dan kita mengendurkan desakan kita kepada Allah sembari belajar untuk mempercayai kebaikan-Nya. —PDY Dahulu dunia andalanku; Pemberian kita yang paling berharga untuk Allah adalah sesuatu yang takkan pernah dipaksakan-Nya—kasih kita. |
Sharing: Menurutku, Cinta adalah . . . Posted: 03 Feb 2014 12:30 AM PST |
Posted: 03 Feb 2014 12:00 AM PST |
Posted: 02 Feb 2014 07:39 PM PST Januari 2014 Pembaca yang setia, Pada awal tahun 2014, serangkaian bencana alam telah melanda negara tercinta kita. Banjir yang terjadi di Jakarta, Manado, Makassar, Semarang, Jambi, dan di beberapa tempat lainnya telah membuat banyak orang mengungsi dari tempat tinggal mereka. Juga meletusnya gunung Sinabung di Sumatera Utara mengakibatkan ribuan orang menjadi pengungsi dan telah menelan puluhan korban jiwa. Melalu masa-masa yang menggelisahkan ini, kita sesungguhnya diingatkan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah yang Mahabesar. Kondisi banjir di Jakarta juga mengakibatkan terhambatnya pelayanan kami kepada para pembaca. Beberapa staf RBC harus mengungsi karena rumah mereka tergenang air yang cukup tinggi, dan sebagian lagi terhalang aktivitasnya karena terputusnya akses dari dan menuju rumah mereka. Kami bersyukur kantor kami terhindar dari banjir, tetapi akses dari dan menuju kantor sempat mengalami gangguan. Oleh karena itu, pelayanan operasional kami dan juga pendistribusian materi kami harus terhenti. Hal itu menyebabkan keterlambatan dalam pengepakan dan pengiriman paket buku renungan Our Daily Bread/Santapan Rohani edisi Maret-April-Mei 2014. Selain itu, untuk memastikan bahwa paket tersebut Anda terima dalam kondisi baik, maka kami perlu membungkusnya dengan plastik. Proses pembungkusan plastik ini membutuhkan tambahan waktu dan tenaga, suatu langkah penting untuk menjamin keutuhan paket. Jadi kami sungguh berharap Anda bisa memaklumi keterlambatan pengiriman tersebut. Jika sampai awal Maret Anda belum menerima paketnya, silakan menghubungi kami melalui e-mail: indonesia@rbc.org atau telepon: (+62-21) 2902 8950. Marilah kita bersama mendoakan situasi di Indonesia:
Anda menerima e-mail ini karena Anda telah terdaftar sebagai pembaca Our Daily Bread/Santapan Rohani. Kami berharap Anda dapat meneruskan informasi ini kepada teman atau keluarga Anda yang juga menjadi pembaca tetapi tidak memiliki alamat e-mail atau belum memberikannya kepada kami. Terima kasih. Hanya di dalam Kristus, Netty Susanto |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar