Santapan Rohani Hari Ini: Tidur Nyenyak

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Tidur Nyenyak


Tidur Nyenyak

Posted: 13 Jan 2014 09:00 AM PST

Selasa, 14 Januari 2014

Insomnia

Baca: Mazmur 4

4:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Daud.

4:2 Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!

4:3 Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Sela

4:4 Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.

4:5 Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela

4:6 Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.

4:7 Banyak orang berkata: “Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?” Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!

4:8 Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.

4:9 Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.

Engkau telah memberikan sukacita kepadaku. —Mazmur 4:8

Tidur Nyenyak

Apa pun usaha yang kita lakukan— berguling, tengkurap, menepuk-nepuk bantal, memukul-mukul bantal—terkadang kita tetap tidak bisa tidur. Setelah memberikan sejumlah saran yang baik agar seseorang bisa tidur dengan lebih nyenyak, suatu artikel menyimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada “cara yang jitu” untuk tidur.

Ada banyak sebab mengapa kita sulit sekali untuk terlelap, dan banyak di antaranya tidak berdaya untuk kita atasi. Namun terkadang ketidakmampuan kita untuk tidur itu disebabkan karena kita sedang digelayuti pikiran yang gelisah, kekhawatiran, atau perasaan bersalah di dalam hati. Pada saat itulah teladan dari Daud dalam Mazmur 4 bisa menolong kita. Ia berseru kepada Allah, memohon belas kasihan dan meminta Allah mendengarkan doanya (ay.2). Ia juga mengingatkan dirinya sendiri bahwa Tuhan memang mendengarkannya ketika ia berseru kepada-Nya (ay.4). Daud mendorong kita: “Berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam” (ay.5). Dengan memusatkan pikiran kita pada kebaikan, anugerah, dan kasih Allah bagi dunia ciptaan-Nya, orang-orang yang kita kasihi, dan diri kita sendiri, kita akan ditolong untuk mempercayai Tuhan (ay.6).

Tuhan ingin menolong kita dalam menyingkirkan kekhawatiran kita yang hendak mencari-cari sendiri jalan keluar bagi segala masalah yang ada. Tuhan mau kita mempercayai Dia dalam penyelesaian masalah yang kita hadapi. Tuhan dapat “memberikan sukacita” dalam hati kita (ay.8), sehingga “dengan tenteram [kita] mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan [kita] diam dengan aman” (ay.9). —DCE

Berikanlah aku suatu jiwa yang damai, ya Tuhan,
Di tengah angin ribut dan badai yang menerjang,
Agar aku temukan kelegaan dan ketenangan batin,
Damai yang tertanam dalam di jiwaku. —Dawe

Bahkan ketika kita tak dapat tidur, Allah dapat memberi kita kelegaan.

0 komentar:

Posting Komentar