Santapan Rohani Hari Ini: Allah Di Dalam Badai |
Posted: 26 Oct 2013 10:00 AM PDT Minggu, 27 Oktober 2013 Baca: Ayub 37:14-24 Yang Mahakuasa, . . . besar kekuasaan dan keadilan-Nya. —Ayub 37:23 Di suatu subuh, angin mulai bertiup dan tetes hujan sebesar kerikil menerpa rumah saya. Saya mengintip ke luar untuk melihat langit kelabu kekuningan dan mengamati batang-batang pohon yang meliuk-liuk diterpa angin kencang. Sulur-sulur petir menerangi langit disertai derak guntur yang menggelegar. Listrik pun sempat mati, lalu menyala lagi, dan saya bertanya-tanya sampai berapa lama cuaca buruk ini akan berlangsung. Setelah badai berlalu, saya membuka Alkitab untuk memulai hari saya dengan membaca Kitab Suci. Saya membaca sebuah bagian dalam kitab Ayub yang membandingkan kuasa Tuhan dengan kekuatan badai yang kuat di alam semesta. Teman Ayub, Elihu, berkata, “Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan” (37:5). Dan, “Kedua tangan-Nya diselubungi-Nya dengan kilat petir dan menyuruhnya menyambar sasaran” (36:32). Memang, Allah itu “besar kekuasaan dan keadilan-Nya” (37:23). Dibandingkan dengan Allah, kita adalah manusia yang tak berdaya. Kita tidak sanggup membangun jiwa kita sendiri, memulihkan hati kita sendiri, atau mengatasi ketidakadilan yang sering kita alami. Namun bersyukurlah, Allah yang menguasai badai itu mempedulikan makhluk-makhluk yang tidak berdaya seperti kita; “Dia ingat, bahwa kita ini debu” (Mzm. 103:14). Lebih dari itu, Allah “memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yes. 40:29). Karena Allah itu kuat, Dia dapat menolong kita yang lemah. —JBS Kunyanyikan keagungan kuasa Allah Allah adalah sumber kekuatan kita. |
Posted: 25 Oct 2013 10:00 AM PDT Sabtu, 26 Oktober 2013 Baca: Amsal 4:14-27 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. —Amsal 4:23 Istri saya, Martie, adalah seorang pembelanja yang berhati-hati dalam membeli makanan yang sehat dan bergizi. Semenarik apa pun kemasannya, ia selalu memeriksa dahulu daftar kandungan bahan di bagian belakang kemasan itu. Banyaknya kata yang sulit dieja biasanya menunjukkan adanya kandungan bahan pengawet yang akan merusak nutrisi yang baik. Martie selalu mengembalikan barang-barang itu ke rak pajang dan melanjutkan usahanya untuk mencari label kemasan yang berisi daftar bahan makanan alami yang bermanfaat bagi kesehatan. Saya sering berpikir bahwa kebiasaan Martie dalam berbelanja itu sangat mirip dengan apa yang dicari Allah di dalam hidup kita: Tidak peduli semenarik apa pun penampilan luar kita, yang penting adalah yang ada di dalam batin kita. Tidaklah mengherankan bahwa penulis hikmat dalam kitab Amsal mengingatkan kita untuk menjaga apa saja yang masuk ke dalam hati kita, “karena dari situlah terpancar kehidupan” (Ams. 4:23). Mengenakan busana yang pantas dan menjaga kondisi tubuh supaya tampak awet muda tidaklah begitu penting jika ternyata hati kita dipenuhi dengan keserakahan, kebencian, gerutu, sikap mengasihani diri sendiri, dan kandungan-kandungan lainnya yang justru merusak diri. Jadi, tanyakan kepada diri Anda sendiri: Ketika orang lain memandang saya melampaui penampilan saya, apakah mereka bisa mengalami ungkapan hati saya yang penuh dengan kandungan bahan yang menyehatkan dan memuliakan Kristus? Dengan memiliki kemurahan hati, kebaikan, kesabaran, dan belas kasihan, kita akan dapat mencerminkan sifat Kristus yang indah. —JMS Tuhan, ajarku untuk menghargai hatiku lebih daripada penampilanku. Isi hati Anda jauh lebih penting daripada penampilan luar Anda. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar