e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 7 Oktober 2013
Ayat SH: Yesaya 28:7-22
Judul: Pemimpin dan sikapnya
Dalam budaya Jawa, guru merupakan sosok yang harus "digugu lan
ditiru". Artinya, setiap ajarannya patut ditaati dan segala
tingkah lakunya patut ditiru. Berlawanan dengan gambaran tersebut,
guru-guru rohani bangsa Israel (yang dimaksud adalah Israel Utara
yang biasanya disebut Efraim) pada zaman Yesaya berkarya, justru
melakukan tindakan yang tidak terpuji.
Sebelum melayani dalam ibadah, para imam dan para nabi justru
mabuk-mabukan terlebih dahulu (7-13). Alhasil, mereka yang
seharusnya berkata-kata tentang firman Tuhan, justru mengucapkan
kata-kata yang mengacaukan. Maka hal itu disebut sebagai tindakan
yang kotor dan memalukan ("Sungguh, segala meja penuh dengan
muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi", ayat
9).
Selain para pemimpin di Israel, para pemimpin di Yehuda pun dikritik
oleh Yesaya. Mereka berkata sombong bahwa mereka tidak akan
terkalahkan oleh karena keadaan ekonomi yang stabil dan
persenjataan yang sangat kuat. Mereka mengira bahwa mereka tidak
mungkin dikalahkan oleh musuh. Bagi Yesaya, perkataan itu
merupakan bualan dan penghiburan semu ("bohong sebagai
perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri", ayat
15).
Dapat disimpulkan, bahwa pada masa itu terjadi krisis kepemimpinan di
Israel secara keseluruhan (Israel dan Yehuda). Maka sulit
menemukan pemimpin yang tidak korup dan dapat dijadikan teladan.
Sebab itu Tuhan sendiri akan menegakkan keadilan dan kebenaran-Nya
(17). Berdasarkan keadilan-Nya, Tuhan akan mendatangkan hukuman
bagi para pemimpin yang tetap menjalankan praktik-praktik korup
(22). Dalam krisis itu, Israel membutuhkan pemimpin yang jujur,
tegas, serta berani mengambil keputusan yang benar.
Para pemimpin rohani saat ini seharusnya mencontoh tindakan nabi
Yesaya yang jujur dan berani menyatakan suara kenabiannya dan
menjaga sikap hidupnya, sehingga mereka hidup mereka dapat menjadi
sosok "guru", digugu lan ditiru, yaitu ditaati dan diteladani.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/10/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/10/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+28:7-22
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yesaya+28:7-22
Yesaya 28:7-22
7 Tetapi orang-orang di sinipun pening karena anggur dan pusing
karena arak. Baik imam maupun nabi pening karena arak, kacau oleh
anggur; mereka pusing oleh arak, pening pada waktu melihat
penglihatan, goyang pada waktu memberi keputusan.
8 Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak
ada tempat yang bersih lagi.
9 Dan orang berkata: "Kepada siapakah dia ini mau mengajarkan
pengetahuannya dan kepada siapakah ia mau menjelaskan
nubuat-nubuatnya? Seolah-olah kepada anak yang baru disapih, dan
yang baru cerai susu!
10 Sebab harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini,
tambah itu!"
11 Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh
orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
12 Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian,
berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat
peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
13 Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini
harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!"
supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka,
tertangkap dan tertawan.
14 Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai
orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini!
15 Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan
maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan;
biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan
kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami,
dan dalam dusta kami menyembunyikan diri,"
16 sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji,
sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang
percaya, tidak akan gelisah!
17 Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran
menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan
bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian."
18 Perjanjianmu dengan maut itu akan ditiadakan, dan persetujuanmu
dengan dunia orang mati itu tidak akan tetap berlaku; apabila
cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kamu akan hancur
diinjak-injak.
19 Seberapa kali ia datang, ia akan menyeret kamu, sebab pagi demi
pagi ia akan datang, pada waktu siang dan pada waktu malam; maka
adalah semata-mata kengerian untuk mengerti firman yang didengar
itu.
20 Sebab tempat tidur akan kurang panjang untuk dipakai membujurkan
diri dan selimut akan kurang lebar untuk dipakai menyelubungi
diri.
21 Sebab TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan
mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan
perbuatan-Nya--ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan
pekerjaan-Nya--ajaib pekerjaan-Nya itu!
22 Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu
jangan semakin keras, sebab kudengar tentang kebinasaan yang sudah
pasti yang datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas seluruh
negeri itu.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4726844-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org
(e-SH) 07 Oktober -- Yesaya 28:7-22 - Pemimpin dan sikapnya
Labels:
0 komentar:
Posting Komentar