Santapan Rohani Hari Ini: Rahmat Yang Tak Berkesudahan

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Rahmat Yang Tak Berkesudahan


Rahmat Yang Tak Berkesudahan

Posted: 13 Sep 2013 10:00 AM PDT

Sabtu, 14 September 2013

Rahmat Yang Tak Berkesudahan

Baca: Lukas 22:54-62

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! —Ratapan 3:22-23

Ketika saya sedang berjalan-jalan menyusuri bandara O’Hare di Chicago, sesuatu memikat perhatian saya—sebuah topi yang dikenakan oleh seseorang yang melintas terburu-buru di tengah tempat terbuka dalam bandara itu. Yang memikat perhatian saya adalah pesan tertulis pada topi itu yang hanya terdiri dari dua kata: “Sangkal Semuanya”. Saya bertanya-tanya apa maksud dari kalimat pendek itu. Apakah itu berarti jangan pernah mengakui kesalahan? Atau bersikap untuk menolak kesenangan dan kemewahan hidup? Saya bertanya-tanya dalam hati sambil memikirkan apa arti dari dua kata sederhana tersebut, “Sangkal Semuanya”.

Simon Petrus, salah seorang pengikut Yesus, pernah beberapa kali melakukan penyangkalan. Di tengah suatu momen yang genting, tiga kali Petrus menyangkal bahwa ia pernah mengenal Yesus! (Luk. 22:57-58, 60). Penyangkalan Petrus yang disebabkan oleh rasa takut itu menyebabkan ia merasa begitu bersalah dan hancur hati, sehingga dalam rasa gundah akibat kegagalan imannya, ia hanya dapat pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya (ay.62).

Namun penyangkalan Petrus terhadap Kristus, sama seperti masa-masa penyangkalan iman yang kita alami sendiri, tidak akan pernah dapat mengurangi rahmat Allah. Nabi Yeremia menulis, “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Rat. 3:22-23). Kita dapat meyakini dengan sepenuh hati, bahkan pada saat kita gagal, bahwa Allah kita yang setia melawat kita dengan rahmat dan belas kasihan yang tak akan pernah berkesudahan! —WEC

Terima kasih Bapa untuk kasih setia-Mu yang selalu baru dan
tak berkesudahan. Ampunilah aku yang pernah menyangkal-Mu dan
mengecewakan orang lain, dan ajar aku datang kepada-Mu untuk
merasakan rahmat-Mu yang tak pernah berhenti tercurah bagiku.

Ketidaksempurnaan kita menegaskan kebergantungan kita kepada belas kasihan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar