(e-RH) 12 September -- KELUARAN 17:1-7 - MERAGUKAN TUHAN

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 12 September 2025
Bacaan : KELUARAN 17:1-7
Setahun: Yehezkiel 40-42
Nats: Tempat itu dinamai Masa dan Meriba, karena orang Israel telah berbantah dan mencobai Tuhan dengan mengatakan, "Apakah Tuhan ada di tengah-tengah kita atau tidak?" (Keluaran 17:7)

Renungan:

MERAGUKAN TUHAN

Ketika menghadapi kesulitan dan krisis, kadang-kadang kita lupa akan mukjizat pemeliharaan Tuhan yang pernah kita alami di masa lalu. Kita lalu mengomel panjang pendek. Bahkan mungkin mulai mempertanyakan maksud Tuhan. Di dalam keputusasaan kita, beberapa orang mulai berpikir atau mengatakan, "Mengapa Tuhan tidak menolong saya? Mengapa saya dibiarkan menderita seperti ini?"

Saat Musa membawa orang Israel dari perbudakan di Mesir, mereka melalui padang gurun. Di sana tidak ada air. Mereka lalu mengancam melempari batu kepada Musa. Bahkan mereka juga mempertanyakan keberadaan Tuhan. Perilaku mereka ini adalah mencobai Tuhan. Padahal mereka baru saja diberi makan manna dan burung puyuh oleh mukjizat Tuhan yang ajaib. Sebelum itu, Tuhan membebaskan Israel dari penderitaan akibat perbudakan yang berat di Mesir dengan sepuluh tulah. Lalu memimpin Israel dengan penyertaan kehadiran-Nya melalui tiang awan dan tiang api. Juga membelah laut agar umat Israel dapat menyeberang dengan selamat. Lalu membinasakan Firaun dan bala tentaranya saat mereka berusaha menyeberangi laut dengan mengembalikan aliran air untuk menenggelamkan mereka.

Umat percaya perlu belajar pada peristiwa Masa dan Meriba. Kesulitan yang kita hadapi saat ini tidaklah sebanding dengan mukjizat yang pernah Tuhan lakukan dalam kehidupan kita. Kita perlu belajar percaya sepenuhnya kepada penyertaan Tuhan. Jangan sampai kita mencobai-Nya. --HEM/www.renunganharian.net
   
MARI BELAJAR PERCAYA PENUH KEPADA PENYERTAAN TUHAN. JANGANLAH KITA MENCOBAI-NYA.

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/09/12/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?KELUARAN+17:1-7

KELUARAN 17:1-7

 1  Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
 2  Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
 3  Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
 4  Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
 5  Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
 6  Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
 7  Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+40-42
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Yehezkiel+40-42

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
[Read more]

(e-SH) 12 September -- Lukas 15:11-32 - Kembali ke dalam Pelukan Bapa

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Jumat, 12 September 2025
Ayat SH: Lukas 15:11-32

Judul: Kembali ke dalam Pelukan Bapa

Sejak zaman manusia pertama, Adam dan Hawa, hingga saat ini, permasalahan manusia adalah hidup bebas sesuai dengan keinginannya. Manusia rela melepas dan meninggalkan kenikmatan hidup di hadirat Allah demi kenikmatan dosa yang sesaat. Manusia rela melepas kehangatan dalam pelukan kasih Bapa demi memeluk dan menggapai kebebasan dan kenikmatan yang ditawarkan dunia.

Sifat pemberontakan manusia di atas digambarkan oleh Yesus dalam perumpamaan anak yang hilang. Pada dasarnya, menurut aturan, anak bungsu ini akan mendapatkan sebanyak 1/3 warisan dari ayahnya (bdk. Ul. 21:17). Namun, anak bungsu ini menunjukkan sikap arogan dan tidak menghargai otoritas ayahnya dengan berinisiatif meminta bagiannya sebelum sang ayah meninggal (12). Si bungsu ini pada dasarnya mewakili karakter manusia berdosa yang suka memberontak dan cenderung ingin hidup bebas sesuai dengan kemauannya sendiri (13).

Sama seperti si bungsu ini, manusia berdosa yang cenderung memberontak ini acapkali harus mencapai titik terendah dan tragedi menyedihkan sebelum sadar bahwa kita memiliki Bapa yang baik dan memiliki segalanya (14-17). Beruntungnya adalah kita memiliki Bapa yang dengan tangan terbuka dan hati yang penuh kasih menunggu dan selalu memberikan kesempatan kedua ketika kita mau berbalik kepada-Nya. Bapa yang digambarkan oleh sang ayah dalam cerita ini membuka pelukan-Nya dan berlari untuk bisa digapai oleh si bungsu dan kita semua orang-orang berdosa ini (18-21).

Kehangatan pelukan Bapa selalu tersedia bagi kita. Ia menunggu kita untuk kembali kepada-Nya dan menikmati kepenuhan hidup dalam pelukan-Nya. Pertanyaannya adalah apakah kita mau datang dan berbalik dari jalan kita yang sesat kepada pelukan Bapa?

Atau, haruskah kita menunggu sampai kita jatuh hingga titik terendah dan mengalami tragedi yang menyedihkan? Selagi masih ada waktu dan belum terlambat, datanglah kepada Bapa, maka Ia akan memeluk kita dengan hangat. [ABL]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2025/09/12/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Lukas+15:11-32
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+15:11-32

Lukas 15:11-32

11  Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12  Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
13  Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14  Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15  Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16  Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
17  Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18  Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19  aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
20  Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21  Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22  Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23  Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
24  Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
25  Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
26  Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
27  Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28  Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
29  Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30  Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
31  Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32  Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
[Read more]

(e-RH) 11 September -- MARKUS 13:1-13 - KAGUM SEWAJARNYA

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 11 September 2025
Bacaan : MARKUS 13:1-13
Setahun: Yehezkiel 37-39
Nats: Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, "Guru, lihatlah betapa besarnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!" (Markus 13:1)

Renungan:

KAGUM SEWAJARNYA

Bait Allah di Yerusalem adalah bangunan yang sangat megah pada zamannya. Ditopang dengan batu-batu pilihan berukuran besar yang dipahat dengan indah. Banyak bagiannya juga disalut dengan emas. Hasilnya adalah sebuah bangunan megah dengan arsitektur yang mengagumkan. Bangunan itu pun menjadi kebanggaan umat Israel, sekaligus menjadi pusat peribadatan mereka. Karena bait itu menjadi tanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Sayangnya, kekaguman bangsa Israel terhadap Bait Allah tidak selaras dengan ketaatan mereka kepada Dia. Pada akhirnya, mereka hanya sebatas mengagumi kemegahan gedung itu. Peribadatan mereka justru menjadi ajang menyombongkan diri, serta menjadi topeng untuk menutupi kejahatan. Mereka melupakan esensi atau hakikat keberadaan Bait Allah, yang seharusnya menjadi sarana bertemu dengan Allah, serta buahnya terlihat dalam kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai firman-Nya.

Yesus pun menubuatkan kehancuran bait itu, seolah hendak menegaskan bahwa itu hanyalah bangunan biasa. Bersifat sementara. Tidak kekal. Bisa hancur. Perkataan Yesus ini menjadi teguran agar para murid-termasuk kita semua-tidak hanya berfokus pada pengagungan hal-hal duniawi atau lahiriah, tetapi pada sesuatu yang bernilai kekal, yang tidak dapat hancur atau binasa. Sampai batas yang wajar kita bisa saja terpesona dengan kemolekan fisik, keindahan bangunan, kekayaan yang melimpah, jabatan yang tinggi, atau teknologi super canggih. Namun, kita perlu ingat bahwa semua itu tidak kekal. Hanya Allah saja yang kekal. Dialah seharusnya menjadi pusat hidup dan kekaguman kita. Kehendak-Nyalah yang seharusnya menjadi dasar hidup kita. --HT/www.renunganharian.net
   
PRIBADI ALLAH YANG KEKAL SERTA KEHENDAK-NYA SEHARUSNYA MENJADI PUSAT HIDUP SERTA RASA KAGUM KITA.

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/09/11/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?MARKUS+13:1-13

MARKUS 13:1-13

 1  Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!"
 2  Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan."
 3  Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah, Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas bertanya sendirian kepada-Nya:
 4  "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya."
 5  Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!
 6  Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
 7  Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
 8  Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
 9  Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka.
10  Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.
11  Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.
12  Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
13  Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."

Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+37-39
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Yehezkiel+37-39

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
[Read more]

(e-SH) 11 September -- Lukas 15:8-10 - Engkau Berharga bagi Tuhan

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Kamis, 11 September 2025
Ayat SH: Lukas 15:8-10

Judul: Engkau Berharga bagi Tuhan

Ada dua ironi manusia di dunia ini. Di satu sisi, ada orang-orang yang begitu percaya diri dan menganggap dirinya sangat berharga dan layak. Bahkan, terkadang merasa tidak memerlukan Allah. Di sisi lain, ada orang-orang yang mengalami inferiority complex, yaitu orang-orang yang merasa diri rendah, buruk, tidak berguna, dan tidak berharga. Bagaimanakah Allah memandang kita?

Dalam ayat 8-10 ini, Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan dirham yang hilang. Dalam tradisi Yahudi ketika seorang perempuan menikah, biasanya kepadanya diberikan dirham sebagai hadiah pernikahan. Bagi mempelai perempuan, dirham ini sangat berharga bukan saja karena nilai moneternya, tetapi karena memiliki nilai sentimental, seperti cincin kawin pada zaman modern. Oleh karena itu, saat salah satu dirham yang dimiliki oleh seorang perempuan hilang, maka ia akan mencari sampai menemukannya (8). Sama seperti sukacita seseorang yang menemukan cincin kawinnya yang hilang, demikian juga seorang perempuan yang menemukan dirhamnya yang hilang akan dipenuhi dengan sukacita (9)

Satu hal yang menarik di sini adalah Tuhan Yesus mengumpamakan sukacita perempuan yang menemukan dirham yang hilang ini seperti sukacita para malaikat Allah ketika satu orang berdosa ditemukan kembali oleh kasih Kristus (10). Hal ini menunjukkan bahwa seorang berdosa yang hina dan tidak dianggap oleh dunia ini, bagi Allah tetaplah sangat berharga. Kita berharga di mata Allah bukan karena kehebatan kita, tetapi karena kasih dan anugerah Allah yang menyelamatkan kita.

Bagi Saudara yang merasa diri begitu berharga dan hebat, jangan berpikir bahwa Saudara tidak membutuhkan Allah karena tanpa kasih Kristus, Saudara hanyalah orang berdosa yang berasal dari debu tanah. Sebaliknya, bagi Saudara yang merasa diri buruk dan tidak ada harganya, ingatlah bahwa kasih Kristus lebih daripada cukup untuk membuat Saudara bernilai. Terimalah kasih-Nya dan buatlah Anda ditemukan dan diselamatkan oleh-Nya! [ABL]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2025/09/11/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Lukas+15:8-10
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+15:8-10

Lukas 15:8-10

 8  "Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
 9  Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
10  Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
[Read more]

(e-RH) 10 September -- YUNUS 4 - MENILAI DENGAN BENAR

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 10 September 2025
Bacaan : YUNUS 4
Setahun: Yehezkiel 34-36
Nats: "Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" (Yunus 4:11, TB)

Renungan:

MENILAI DENGAN BENAR

Tahukah kita, tidak semua orang bisa menjadi nasabah prioritas sebuah bank. Dia harus memiliki tabungan dengan jumlah tertentu. Menjadi seorang nasabah prioritas akan mendapatkan berbagai kemudahan dan layanan khusus. Seorang nasabah prioritas dinilai sepenuhnya dari seberapa banyak simpanan yang dimilikinya di bank tersebut.

Allah sedang mengajar Yunus mengenai nilai seorang manusia di mata Allah. Yunus berharap seluruh penduduk kota Niniwe dibinasakan oleh Tuhan lantaran dosa mereka yang sudah menumpuk. Setelah memberitakan firman Tuhan yang membuat seisi kota bertobat, Yunus duduk di sebuah ketinggian dan menanti penghukuman tiba. Namun, Tuhan mengajar melalui peristiwa pohon jarak yang mengering dan digerek seekor ulat dalam sehari saja. Pohon itu memberi kenyamanan buat Yunus dari terik matahari dan panas udara. Yunus merasa sayang untuk sebuah pohon jarak yang tidak ditanamnya. Terlebih Allah sayang kepada seluruh penduduk Niniwe dan mau supaya mereka bertobat. Allah memandang mereka berharga, berbeda dengan Yunus yang menganggap mereka layak dibinasakan. Kata "sayang" (ay. 11) yang ditulis menunjukkan bukan sekadar perasaan suka, tapi perhatian yang sungguh-sungguh dan melakukan apa pun untuk orang yang dikasihi.

Alkitab mengatakan, jika satu orang berdosa bertobat maka seisi sorga bersukacita (Luk. 15:7). Yunus belajar untuk memahami isi hati Tuhan dalam memandang seorang manusia. Bagaimana dengan kita hari ini? Adakah kita memandang sesama seperti halnya Yunus atau seperti Kristus? Biarlah kita belajar melihat sesama seperti halnya Kristus, karena satu orang berdosa sangat berharga bagi Allah untuk diselamatkan. --DSK/www.renunganharian.net
   
APA GUNANYA SEORANG MEMPEROLEH SELURUH DUNIA, TETAPI IA KEHILANGAN NYAWANYA?

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/09/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?YUNUS+4

YUNUS 4

 1  Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
 2  Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
 3  Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup."
 4  Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?"
 5  Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
 6  Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
 7  Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.
 8  Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."
 9  Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."
10  Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
11  Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"

Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+34-36
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Yehezkiel+34-36

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
[Read more]

(e-SH) 10 September -- Lukas 15:1-7 - Kasih yang Melampaui Batas

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Rabu, 10 September 2025
Ayat SH: Lukas 15:1-7

Judul: Kasih yang Melampaui Batas

Kasih manusia sangatlah wajar memiliki batas. Manusia pada umumnya mengasihi orang yang mengasihinya, antara lain orang-orang terdekat seperti keluarga. Namun, saat harus mengasihi orang yang telah menyakiti, kita akan mengalami kesulitan mengasihi mereka. Dalam pandangan dunia ini, kalaupun mengasihi orang lain tidak mendatangkan keuntungan, minimal tidak merugikan diri sendiri.

Dalam Lukas 15:1-7 ini, kita menyaksikan sebuah pertentangan antara sikap Tuhan Yesus terhadap orang-orang berdosa dan terabaikan dengan pandangan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Bagi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, menjaga "kekudusan" atau kebersihan diri dengan tidak berdekatan dengan orang-orang berdosa dan orang-orang yang dianggap tidak layak di masyarakat adalah hal yang utama. Mereka lebih risau kalau mereka tidak tahir secara fisik daripada tidak mempraktikkan kasih kepada sesama (lih. Luk. 10:25-37).

Kontras dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, Tuhan Yesus justru mendekati orang-orang yang dianggap najis oleh para pemimpin agama tersebut. Tuhan Yesus bergaul dengan orang-orang berdosa, termasuk pemungut cukai, dan Ia sama sekali mengabaikan sungut-sungut mereka terhadap pergaulan dengan kalangan tertentu (1-2). Tuhan Yesus datang untuk menawarkan keselamatan kepada orang berdosa, untuk menunjukkan bahwa Allah mengasihi mereka. Tuhan Yesus tidak peduli terhadap tuduhan-tuduhan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang penuh dengan kemunafikan. Sebaliknya, Ia terus mendatangi orang-orang yang membutuhkan-Nya, tanpa memedulikan dampak dari orang-orang yang ditolak ini terhadap reputasi-Nya.

Kasih yang dilakukan Tuhan Yesus melampaui batas-batas yang dibuat oleh manusia. Kasih-Nya mampu menjangkau semua orang dan menembus semua lapisan dan golongan yang sering kali membatasi kasih kita. Bagaimanapun Anda telah jatuh atau merasa sangat tidak layak, ingatlah bahwa kasih Kristus tidak terbatas.

Percayalah dan alamilah betapa indahnya kasih Kristus. [ABL]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2025/09/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Lukas+15:1-7
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+15:1-7

Lukas 15:1-7

 1  Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
 2  Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
 3  Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
 4  "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
 5  Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
 6  dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
 7  Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
[Read more]

(e-RH) 9 September -- FILIPI 3 - TERGANTUNG TUJUAN

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 9 September 2025
Bacaan : FILIPI 3
Setahun: Yehezkiel 31-33
Nats: Tetapi, apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap kerugian karena Kristus. (Filipi 3:7)

Renungan:

TERGANTUNG TUJUAN

Seorang karyawan rela kerja lembur demi mendapat banyak uang. Seorang pembalap rela menghabiskan uang demi memodifikasi mobilnya. Hana rela terus-menerus berdoa sampai dianggap mabuk oleh Imam Eli demi mendapatkan seorang anak. Abraham rela mempersembahkan anak semata wayangnya, demi ketaatannya kepada Allah.

Setiap kerelaan didasari oleh tujuan. Demi mencapai tujuan, seseorang menjadi rela mengorbankan sesuatu yang bernilai besar. Begitu pula yang terjadi pada kehidupan Paulus. Ia yang seorang Farisi dan ahli Taurat, rela meninggalkan pencapaiannya pada masa lalu demi menjadi pengikut Yesus. Karena tujuannya adalah Yesus, segala hal lain di luar Yesus rela ia korbankan. Yang dahulu dipandang sebagai keuntungan, kini dianggap kerugian, layaknya sampah.

Bukan perjuangan yang mudah untuk meninggalkan kejayaan masa lalu. Bukankah tidak sedikit orang yang gemar menceritakan secara berulang pencapaian yang pernah mereka dapatkan? Padahal, tujuan hidup pribadi yang berani mengaku beriman semestinya adalah Tuhan Yesus Kristus, bukan yang lain. Karena itu, segala hal di luar Dia, yang bersifat jasmani/kedagingan, tak lebih dari sekadar sarana. Meminjam istilah Paulus, segala sesuatu yang bersifat kedagingan adalah "sampah". Bisa digunakan sebagai pupuk, tetapi bukan tujuan yang diharapkan untuk dituai. Inilah pentingnya mengintrospeksi diri, agar tidak salah menentukan tujuan. Supaya kita tidak hanya mengumpulkan sampah, melainkan harta surgawi yang bernilai kekal dalam perkenanan Tuhan. --EBL/www.renunganharian.net
   
MENIMBUN SAMPAH MENIMBULKAN MASALAH. MENGOLAH SAMPAH MENGUBAHNYA MENJADI BERKAT. MANA TUJUAN KITA?

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2025/09/09/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?FILIPI+3

FILIPI 3

 1  Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.(3-1b) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
 2  Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
 3  karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
 4  Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
 5  disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
 6  tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
 7  Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
 8  Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
 9  dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
10  Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
11  supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
12  Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
13  Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
14  dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
15  Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu.
16  Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.
17  Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
18  Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
19  Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
20  Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
21  yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+31-33
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Yehezkiel+31-33

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2025 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
[Read more]

(e-SH) 9 September -- Lukas 14:25-35 - Konsekuensi

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Selasa, 9 September 2025
Ayat SH: Lukas 14:25-35

Judul: Konsekuensi

Kita tahu istilah "membeli kucing dalam karung" yang artinya, orang tidak tahu apa yang akan dia dapatkan. Apakah dia akan mendapatkan kucing kuning atau hitam, jinak atau galak, sama sekali tidak tahu. Lebih luas, ungkapan ini tidak hanya bicara tentang kehati-hatian dalam membeli sesuatu, tetapi juga dalam menentukan pilihan. Sebelum memilih sesuatu, kita mesti tahu dahulu konsekuensi dari pilihan itu.

Yesus menegaskan hal itu. Ada orang banyak yang mengikuti Yesus (25). Hal itu tidak membuat Yesus menjadi berbangga hati atau serta-merta merasa senang. Justru, Yesus mengingatkan mereka akan konsekuensi mengikut Dia. Mereka harus meninggalkan segalanya dan siap untuk menderita (26-27). Yesus mengatakan hal itu bukan untuk menakut-nakuti mereka, melainkan menunjukkan konsekuensi menjadi pengikut-Nya. Ada jalan pengosongan diri dan penderitaan yang harus ditempuh oleh Yesus dan para pengikut-Nya. Maka Yesus mengingatkan mereka untuk menimbang-nimbang dahulu supaya tidak menyesal, lalu berhenti di tengah perjalanan (28-33). Sebab kalau tidak didahului pertimbangan yang matang, semua hanya akan sia-sia belaka, seperti garam yang tawar tidak lagi berguna (34-35).

Inilah pentingnya pembelajaran atau katekisasi dalam kehidupan bergereja. Sebelum seseorang dibaptis, dia harus belajar dahulu tentang kekristenan dan tanggung jawab sebagai pengikut Kristus. Demikian pula bagi yang akan sidi (pengakuan iman) di gereja-gereja yang mengharuskannya bagi orang yang telah dibaptis ketika masih kanak-kanak. Semua itu dilakukan untuk menyiapkan orang supaya ketika dia dibaptis atau sidi, mengaku percaya kepada Kristus, dia melakukannya secara sadar terhadap segala konsekuensi dan tanggung jawabnya. Bukan dilandasi motivasi lain di luar Kristus.

Untuk menjadi Kristen, mesti belajar dahulu supaya mendapatkan pengetahuan. Setelah tahu, lalu mengambil keputusan secara mandiri dan dewasa. Kemudian, siap dengan segala hal yang mungkin terjadi dalam hidupnya sebagai seorang pengikut Kristus. [KRS]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2025/09/09/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Lukas+14:25-35
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+14:25-35

Lukas 14:25-35

25  Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
26  "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
27  Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
28  Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
29  Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
30  sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
31  Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
32  Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
33  Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
34  Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
35  Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
[Read more]