Santapan Rohani Hari Ini: Kepuasan Instan |
Posted: 02 Mar 2014 09:00 AM PST Senin, 3 Maret 2014 Baca: Mazmur 27:4-1427:4 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. 27:5 Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu. 27:6 Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN. 27:7 Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! 27:8 Hatiku mengikuti firman-Mu: “Carilah wajah-Ku”; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. 27:9 Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! 27:10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku. 27:11 Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku. 27:12 Janganlah menyerahkan aku kepada nafsu lawanku, sebab telah bangkit menyerang aku saksi-saksi dusta, dan orang-orang yang bernafaskan kelaliman. 27:13 Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! 27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! —Mazmur 27:14 Ketika kamera Polaroid SX-70 diperkenalkan pada tahun 1972, terjadilah revolusi dalam dunia fotografi. Sebuah artikel yang ditulis Owen Edward di majalah Smithsonian menggambarkan kamera tersebut sebagai "sebuah keajaiban dalam bidang fisika, optik, dan elektronik". Ketika kamera itu dijepret, "selembar kertas kosong berukuran kotak persegi akan keluar dari bagian depan kamera dan gambarnya berangsur-angsur muncul di depan mata kita". Orang-orang tertarik untuk membelinya karena hasil fotonya bisa dilihat langsung saat itu juga. Oswald Chambers melihat adanya hubungan yang kuat antara keinginan kita akan sesuatu yang instan dengan nafsu dalam diri kita: "Sebenarnya nafsu itu berarti, 'Aku harus memilikinya sekarang juga'; objeknya bisa berupa suatu kepuasan jasmani atau sesuatu yang rohani. . . . Artinya, aku tidak bisa menunggu waktunya Allah, Allah begitu tidak peduli; demikianlah nafsu bekerja dalam diri kita." Dalam Mazmur 27, Daud menulis tentang penantiannya akan Allah di tengah suatu masa yang sangat sulit dan seakan tidak ada jalan keluar. Daripada menyerah dan berputus asa, Daud tetap mempertahankan keyakinannya bahwa ia akan "melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup" (ay.13). Kita hidup di tengah dunia yang mengejar hal-hal yang bersifat instan. Ketika rasanya keinginan hati kita yang terdalam tidak juga dipenuhi, pemazmur mendorong kita untuk tetap berharap kepada Allah yang kekal. "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (ay.14). —DCM Tolonglah aku, ya Allah, untuk merasa cukup! Jagalah mulutku Jawaban bagi hasrat kita akan hal yang instan adalah dengan memusatkan diri pada hal yang kekal. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar